Albina Dini Astuty
2EA07 / 10211541
BLSM.. memang kata-kata itu mungkin sudah terdengar dan banyak yang tahu, ya..singkat saja, BLSM atau bantuan langung sementara masyarakat merupakan bantuan yang di berikan oleh pemerintah kepada masyarakat berpenghasilan rendah atau diperuntukan kepada masyarakat yang terkena dampak negatif dari menaiknya tingkat harga perekonomian suatu negara atau terjadinya laju inflasi semakin tinggi, oke.. kali ini saya akan meluapkan argumen saya mengenai bantuan langsung sementara masyarakat atau BLSM itu.. check this out...))
Bantuan
langsung sementara masyarakat (BLSM) memang memanjakan rakyat, argumen saya mengenai BLSM tidaklah merata apalagi bantuan sebesar Rp 150.000 selama 9 bulan seharusnya diberikan kepada kelompok-kelompok masyarakat yang terkena dampak langsung kenaikan harga bahan
bakar minyak (BBM).
Masyarakat berpendapatan minim memang harus diselamatkan, dan itu
memang tanggung jawab negara. Mereka diselamatkan dengan bantuan
langsung sementara melalui beberapa skema, dan juga pemerintah,seharusnya memastikan bahwa kelompok masyarakat yang menerima
bantuan adalah mereka yang benar-benar membutuhkan. sebaiknya pemerintah juga melakukan verifikasi daftar penerima BLSM yang akan dibagikan kepada masyarakat kelas kecil.
Sementara itu, terkait penolakan masyarakat terhadap
kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM, hal seperti itu terjadi akibat kurangnya sosialisasi. Masyarakat dinilai belum
memahami alasan pemerintah menaikkan harga BBM. Oleh sebab itu,
sosialisasi memang perlu sangat harus dilakukan ,saya pun berpendapat, program BLSM itu tak produktif, Terlebih lagi dikarenakan nilai
alokasinya atau jangkauan nya lebih besar ketimbang tambahan anggaran infrastruktur. padahal menurut saya proyek
infrastruktur memiliki efek ekonomi berantai yang lebih berarti demi kelangsungan hidup masyarakat, dan juga pengurangan subsidi BBM oleh pemerintah hanya dialihkan ke subsidi
lain. Buktinya saja, banyak mayoritas anggaran penghematan alokasinya juga diberikan untuk
subsidi. Masyarakat seharusnya diberi pekerjaan, bukan bantuan langsung
tunai. istilah kata " kasih pancing, bukan ikannya ", begitu juga yang terjadi pada masyarakat dan menurut argumen saya bantuan langsung itu tak mendidik.
Pembangunan proyek infrastruktur padat karya, yang menyerap tenaga kerja juga pada akhirnya memberikan
pendapatan kepada masyarakat. Efek berantai positif menjadi luas, jadi BLSM tidak produktif dan
hanya bersifat sesaat.
Kompensasi semestinya diarahkan untuk
membangun infrastruktur yang langsung menyangga hidup kelompok
masyarakat yang paling rawan terkena dampak kenaikan harga BBM. kebanyakan dari mereka bekerja sebagai buruh
pabrik di perkotaan serta petani dan nelayan di desa. Dengan demikian,
kompensasi terbaik adalah dengan membangun proyek infrastruktur yang
menggerakkan perekonomian tiga kelompok (kalangan atas, kalangan menengah dan kalangan bawah ) pada masyarakat tersebut, jadi dengan begitu dapat mengurangi kesenjangan sosial yang terjadi pada masyarakat.
Link : www.gunadarma.ac.id
No comments:
Post a Comment